Kamis, 07 Agustus 2014

Ikrimah Radhiyallahu Anhu dan Masa Sebelum Keislamannya


Mungkin banyak di antara kita yang tidak mengenal nama ini ‘Amr bin Hisyam, tapi kita lebih mengenal dia dengan nama Abu Jahal, salah satu musuh penghalang dakwah Tauhid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Abu Jahal ‘Amr bin Hisyam adalah lelaki yang dihormati kaumnya sebelum baligh, dia adalah junjungan bagi kaumnya, lelaki yang terhormat, ditaati, dan mempunyai pangkat dan kekuasaan.
Tapi bagi umat Islam Abu Jahal adalah Fir’aun umat ini. Ia hidup di Mekkah sebagai musuh Allah dan Rasul-Nya. Ia selalu berusaha membunuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia melihat sejumlah ayat (tanda kekuasaan) Allah dan sejumlah mukjizat, tetapi mata hatinya telah lebih dulu buta sebelum mata kepalanya.
Ikrimah bin Abu Jahal lahir di kota Mekkah dan ikut pergi dalam perang badar bersama Abu Jahal tapi kembali tanpa Ayahnya karena Abu Jahal tewas.
Adapun dalam perang Uhud kondisi sedikit berbeda. Pasukan Quraisy keluar dengan membawa banyak pasukan berkuda. Ikrimah berada dalam pasukan inti bersama Khalid bin Walid yang menjadi pemimpin pasukan. Bahkan Ikrimah membawa istrinya, Ummu Hakim, yang bertugas menabuh rebana bersama dengan Hindun binti ‘Utbah. Saat itu, Ummu Hakim mendendangkan syair:
Ayolah, wahai bani ‘Abdid Dar
Ayolah, para pembela kaumnya
Pukulah musuhmu dengan pedang
Para pasukan kafir ini menjadi bersemangat. Ikrimah mengendarai kudanya yang dikendalikan setan dan kedengkiannya untuk memusuhi Allah dan Rasul-Nya. Sampai akhirnya peperangan berakhir dengan kemenangan di tangan pasukan kafir. Akan tetapi, kemenangan mereka itu merupakan kemenangan yang tidak sempurna, sebab mereka takut akan serangan balik kaum muslimin, sehingga mereka lari menuju kota Makkah.
Allah memenangkan Islam dan kaum muslimin. Mereka berhasil menaklukkan kota Mekkah. Dengan jatuhnya kota Mekkah ke tangan kaum Muslim maka banyak ornag kafir yang melarikan diri, termasuk Ikrimah bin Abu Jahal.
Abu Ishaw As-Ayabi’i meriwayatkan, ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berhasil menaklukkan kota Makkah, maka Ikrimah berkata: Aku tidak akan tinggal di tempat ini!” Setelah berkata demikian, dia pun pergi berlayar dan memerintahkan supaya istrinya membantunya. Akan tetapi isterinya berkata: “Hendak kemana kamu wahai pemimpin pemuda Quraisy?” Apakah kamu akan pergi kesuatu tempat yang tidak kamu ketahui?” Ikrimah pun melangkahkan kakinya tanpa sedikitpun memperhatikan perkataan isterinya.
Lalu istrinya yang bernama Ummu Hakim masuk Islam dan meminta perlindungan dan keamanan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk Ikrimah, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadanya: “Dia aman.”
Saat akan menaiki kapal untuk pergi melarikan diri ke Yaman, Ikrimah berkata kepada salah satu seorang nahkoda kapal: “Bawalah aku sampai ke Yaman dan aku akan memberikan apa yang kamu inginkan.”
Nahkoda kapal berkata, “Tidak, kecuali kamu ikhlas.”
“Bagaimana cara berikhas?” Tanya Ikrimah
“Ikhlaskanlah bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad utusan Allah.” Jawab nahkoda kapal.
Ikrimah menjawab: “Tidak, justru aku melarikan diri karena ucapan itu.”
Saat itu Istrinya telah sampai kepada Ikrimah lalu berkata: “Aku datang kepadamu dari manusia yang paling baik, manusia yang paling penyayang, manusia yang paling santun, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Aku telah meminta perlindungan dan keamanan untukmu darinya. Beliau telah menjamin keamananmu, maka janganlah kamu binasakan dirimu sendiri! Kembalilah, karena sesungguhnya kamu akan aman.”
Ikrimah bertanya: “Benarkah apa yang telah engkau lakukan itu?” Istrinya menjawab: “Benar, aku telah berbicara dengan baginda dan baginda pun akan memberikan jaminan keselamatan atas dirimu.” Betapa senang hati Ikrimah dengan jaminan keamanan yang diberikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Saat perjalanan pulang, Ikrimah ingin berkumpul bersama istrinya. Saat diajak berduaan oleh Ikrimah, Ummu Hakim berkata: “Wahai Ikrimah, sesungguhnya kamu musyrik, sedang aku muslimah. Allah telah mengharamkan diriku atasmu.” Kata-kata yang seperti panah ini telah menancap di hati Ikrimah, sehingga hati Ikrimah pun terluka dan pikirannya menjadi kacau balau. (KBS-02/UL/dbs)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar